Bayan al-Maqashidi Tafsir Surat Yasin fi saubihi al-Jadid

Penulis
Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag
Editor
-
Tahun Terbit
2025
Isbn
-
Edisi
-
Halaman
204
Ukuran
17,5 x 25 cm
Bahan
HVS 70 Gram
Harga
80000
Synopsis
Tafsir ini bukanlah tafsir tradisional yang hanya mengulang pendapat para ulama terdahulu, melainkan sebuah upaya pembacaan ulang Surat Yasin dengan pendekatan tematik-makāsidi (berbasis tujuan-tujuan syariah) yang menekankan kedalaman makna dan inti pesan. Penulis memulai dengan analisis menyeluruh terhadap tema utama surat ini, yakni pembuktian kerasulan, kisah Ashab al-Qaryah (penghuni suatu kota), penegasan tauhid dan kebangkitan, serta ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda alam) yang menjadi bukti keesaan dan kekuasaan Allah. Keunggulan utama tafsir ini terletak pada semangat maqāsidi yang luhur—menjunjung tinggi nilai moderasi, kasih sayang, toleransi antaragama, dan kebijaksanaan dalam menyampaikan dakwah. Tafsir ini merepresentasikan Islam sebagai ajaran universal yang merangkul umat manusia dengan cinta dan keterbukaan, tanpa paksaan maupun pengucilan. Saat membahas kisah "seorang lelaki dari ujung kota"—yang merujuk pada Ḥabīb an-Najjār—penulis tidak sekadar menafsirkannya sebagai kisah masa lalu, melainkan sebagai pelajaran hidup abadi bagi para pendakwah: tentang keteguhan, keberanian, kebijaksanaan, serta sensitivitas terhadap konteks sosial dan budaya. Ia berhasil mengangkat narasi kisah Qur’ani dari sekadar teks historis menjadi simbol filosofis yang menyentuh dimensi spiritual dan kemanusiaan. Dalam menafsirkan ayat-ayat alam seperti pergantian siang dan malam, rotasi bulan, dan orbit matahari, tafsir ini menampilkan kedalaman wawasan filosofis dan sunatullah (hukum-hukum Tuhan dalam alam semesta). Alam semesta dilihat sebagai kitab terbuka yang mencerminkan siklus kehidupan manusia, mulai dari kelahiran hingga kematian. Puncaknya, penulis memperkenalkan gagasan "teori makna dan makna mendalam (maghza)"—yang membedakan antara sekadar memahami makna lahiriah dengan menggali makna ruhaniah. Ia menekankan bahwa tafsir yang sejati bukan hanya mengungkap arti harfiah teks, tapi juga menguak esensi ruhaniahnya yang relevan dengan tantangan zaman kini.